SURABAYA-Setelah
heboh beredar tembakau cap Gorilla yang mengandung
narkotika, Polsek
Wonokromo malah bisa mengungkap peredaran tembakau Ganesha cap
Gajah. Tembakau ini efek ngefly-nya
lebih dahsyat dari ganja dan tembakau Gorilla. Pengedarnya, Hilman Ainul
Fatah, 22, warga Jalan Rangkah 6.
satria n/raya
TUTUPI MUKA: Kapolsek Wonokromo Kompol
Arisandi menunjukkan Hilman Ainul Fatah,
22, warga Jalan Rangkah 6 dan barang buktinya.
Untuk mengetahui kandungan tembakau Ganesha cap Gajah tersebut,
Kapolsek
Wonokromo Kompol Arisandi mengaku
sudah melakukan uji laboratorium. “Tembakau itu mengandung bahan sintetis dan narkotika golongan satu,” ujarnya di Mapolrestabes Surabaya,
Kamis (2/2).
Hilman
mendapatkan tembakau tersebut secara online dengan harga Rp 440 ribu per bungkusnya. Lalu,
dia juga
menjualnya secara
online sejak 3
bulan lalu.
Pelaku
menjual tembakau tersebut dicampur dengan tembakau biasa sehingga
seperti rokok pada umumnya. "Saya menjual satu batang rokok dengan harga Rp
35 ribu per batangnya," kata Hilman.
Hilman
mengatakan untuk mengelabuhi polisi, dirinya mencampurkan tembakau Ganesha cap Gajah
tersebut dengan tembakau asli. Lalu pelaku melinting sendiri hingga seperti
rokok pada umumnya. "Setiap batangnya saya kasih sedikit, itu aja sudah
efeknya terasa," katanya.
Saat
disinggung cara menjual rokok tersebut, Hilman mengaku menawarkan
lewat
media sosial Instagram. "Jadi saya tak tahu kalau pembelinya ada yang
anak-anak atau orang dewasa," terangnya.
Selain
dalam bentuk rokok, pelaku juga menjual tembakau
Ganesha dalam
bentuk bungkusan. "Saya jual Rp 550 ribu per bungkus," jelas Hilman.
Kasus
ini terungkap
Sabtu (21/1) sekitar pukul 18.00. Saat itu, pelaku akan mengirimkan
tembakau tersebut kepada pembeli di Taman Bungkul. Sebelumnya,
polisi dari Polsek
Wonokromo mendapatkan informasi adanya transaksi tembakau yang
memiliki efek candu seperti narkotika.
Menindaklanjuti informasi tersebut, anggota Reskrim Polsek
Wonokromo melakukan pengintaian. Akhirnya berhasil menangkap Hilman yang membawa
dua bungkus tembakau Ganesha cap Gajah tersebut. Setelah
dilakukan penggeledahan di rumahnya, polisi berhasil menemukan sekitar 18
bungkus tembakau Ganesa cap Gajah.
Saat
diperiksa polisi, pelaku mengaku juga memperoleh barang tersebut
melalui jual beli online di Instagram: Rea_Sby, akun milik orang Jakarta. "Saya
pertama belinya 5 gram di instagram Rea_Sby. Harganya Rp 450.000. Pertama beli
bulan November 2016,” ujarnya.
.
Untuk
mendapatkan untung lebih, pelaku memecah bungkusan tembakau itu, dan dicampur
dengan tembakau dalam bentuk rokok. Pelaku menjual
per batang rokok Rp 35 ribu, dan Rp 550 ribu per
bungkusnya.
Kapolsek
Wonokromo, Kompol Arisandi mengatakan setelah dilakukan tes laboratorium, dan
ke Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya ternyata tembakau tersebut
memiliki efek sama seperti narkotika. "Penggunanya akan mengalami gejala
seperti pusing, wajah pucat, perut mual, euforia yang
berlebihan, serta jika pengguna tembakau ini tak kuat akan mengalami
pingsan," ujar mantan kapolsek Karang Pilang ini.
Dari
tangan pelaku, polisi mengamankan 20 bungkus tembakau Ganesa cap Gajah, alat
linting, filter rokok, alat press yang digunakan
untuk membungkus kemasan, 1 bendel kertas linting rokok, dan
handphone,
serta tas pinggang yang digunakan untuk menyembunyikan tembakau tersebut. Atas perbuatannya, pelaku dijerat
dengan pasal 112, dan 114 Undang Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.
"Pelaku terancam dipenjara selama 5 tahun kurungan penjara," terang
Arisandi.
Tembakau
Ganesha
cap Gajah ini sama seperti dengan tembakau cap Gorilla yang memiliki efek candu.
Tembakau Ganesha ini berasal dari Bali, dan dijual bebas melalui
online.
Tembakau
Ganesha
cap Gajah ini hampir mirip dengan tembakau biasa. Setiap bungkusnya, tembakau seberat
5
gram dijual berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 400 ribu.
Jika
dibandingkan dengan tembakau Gorilla, tembakau Ganesha cap Gajah ini
memiliki kualitas yang cukup bagus. Setiap linting rokok tembakau
Ganesha
dapat digunakan dengan lima orang secara bersama-sama. "Efek candu
dan ngefly-nya
5 hingga 10 kali lipat bagi penggunanya," kata Kapolsek Wonokromo, Kompol Arisandi,
Kamis (2/2).
Tembakau
ini biasa tumbuh di pegunungan Bali yang tanahnya mengandung banyak mineral, dan zat hara
tertentu seperti di Gunung Agung. Tembakau ini berasal dari tanaman dengan nama
Ekor Singa.
Tembakau dalam
kemasannya ini diproduksi di Bedugul, Bali. Efek
negatifnya pada
kesehatan paru-paru penggunanya.
Arisandi
mengatakan peredaran tembakau Ganesha cap Gajah ini baru kali ini
terungkap di
Surabaya."Selama ini tidak ada, hanya ganja saja yang sering kami
tangkap," katanya.(sar/no)
0 komentar:
Posting Komentar