Tragis, Kejar Jambret, Bapak dan Putrinya Tewas

SURABAYA-Nasib tragis menimpa Wilson Tunggul Hamonangan Pasaribu, 59 dan putrinya Sonia Tiofani Aprilia,22, warga Jalan Kalibutuh Nomor 36 Surabaya. Keduanya yang berboncengan motor ini tewas menabrak trotoar di Jalan WR Supratman Surabaya, Senin (18/4) pukul 21.00 WIB saat mengejar penjahat yang menjambret tasnya.

Sebelum menabrak trotoar, kedua korban yang mengendarai sepeda motor Mio warna hitam nopol L 5850 NY menabrak pulau jalan di Jalan Imam Bonjol ini hingga terpelanting sejauh sekitar 10 meter. Keduanya menderita luka parah di kepala hingga tewas di lokasi kejadian. Sebelum kejadian, bapak dan putrinya ini menjadi korban penjambretan di Jalan Dr Soetomo.

m romadoni/raya
MENANGIS: Tiurma Juliana Pasaribu (kanan) memegang foto sang kakak, Sonia Pasaribu, didampingi saudara sepupu, Eunike Desnia, yang memegang foto sang paman, Wilson Pasaribu.


Berdasarkan keterangan yang dihimpun Radar Surabaya dari pihak kepolisian, kecelakaan yang menimpa kedua korban bermula saat korban mengejar penjambret yang merampas tas milik Sonia Tiofani Aprilia. Saat itu, Wilson menjemput putri yang bekerja di AJBS Jalan Ratna. Kemudian keduanya berboncengan menuju rumahnya di Kalibutuh 36 Surabaya. Mereka melewati Jalan Dinoyo dan  Jalan Polisi Istimewa. Dugaaan sementara saat korban melewati Jalan Dr Soetomo, tepatnya saat putar balik menuju Jalan Imam Bonjol, tas milik korban dirampas oleh pejambret.

Tak terima tas miliknya diambil, tanpa berpikir panjang ayah korban menggeber motornya untuk mengejar pelaku. Tak pelak, aksi kejar-kejaran antara korban dengan pelaku tak terhindarkan. Saat kejar-kejaran itu, tiba-tiba pelaku berbelok ke arah kiri. Sontak, korban kaget dan diduga tidak menguasai medan hingga menabrak taman di tengah jalan (pulau jalan). Kedua korban bersama motornya terpental 10 meter hingga menabrak trotoar di Jalan WR Supratman.

Saksi mata, Surya Oktikananda, 42, warga Tambang Boyo 164 mengatakan saat makan tahu tek di seberang jalan melihat empat motor melaju kencang beriringan dari belokkan Nav Karaoke dengan kecepatan sekitar 80-90 km per jam.  Motor yang di depan yang diduga pelaku penjambretan berjalan zig zag. Lantas, dia juga mendengar suara yang berteriak maling dan jambret.
"Motor pertama Honda Beat warna putih, dan motor kedua adalah korban berteriak maling. Lalu, motor ketiga berteriak jambret disusul motor keempat," kata Okti Nanda saat ditemui Radar Surabaya di lokasi kejadian.

Okti Nanda menambahkan, lantas terdengar suara hantaman keras yang ternyata suara itu berasal dari benturan sepeda motor korban yang menabrak trotoar. Mendengar hal itu, dia bersama warga bergegas menuju lokasi dan melapor ke kantor polisi. Dia sempat melihat pelaku penjambretan.
"Ciri-ciri pelaku yang depan memakai jaket hitam. Sedangkan yang belakang memakai topi, bertubuh kurus seperti masih remaja. Pelaku menggunakan motor matic Honda Beat warna putih," bebernya.

Kanit Reskrim Polsek Tegalsari Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ari Priambodo mengatakan anggota dari Satlantas Polrestabes Surabaya langsung  memberikan pertolongan kepada korban Sonia yang saat itu masih bergerak-gerak. Namun, beberapa saat kemudian korban mengembuskan napas yang terakhir. Begitu pula, ayah korban juga tewas seketika. "Dari hasil pemeriksaan, korban Sonia menderita luka parah di kepala dan patah tulang paha kiri, sedangkan Wilson juga luka di kepala dan patah kaki. Ini diduga akibat membentur taman dan tiang lampu jalan," kata AKP Ari Priambodo.

Di lokasi kejadian, polisi menemukan barang bukti berupa dompet milik Wilson dan HP milik korban berada persis berada di kepala korban Sonia. Kedua korban menggunakan helm namun terlepas lantaran kerasnya benturan.

Dia membenarkan kedua korban yang tewas merupakan korban penjambretan. Setelah dilakukan olah TKP, polisi mengevakuasi jasad korban ke RSUD dr Soetomo untuk divisum."Kami sudah memeriksa saksi-saksi untuk tindaklanjuti. Kami menunggu keluarga korban yang masih berduka untuk dapat dimintai keterangan," imbuhnya.

m romadoni/raya
DISEMAYAMKAN: Jenazah  Wilson Tunggul Hamonangan Pasaribu, 59 dan putrinya SoniaTiofani Aprilia,22, dibaringkan berdampingan.

Sementara itu, teman kerja korban Fitri yang saat itu lewat jalan tersebut berhenti dan melihat jika ada kecelakaan. Namun wanita yang masih memamaki baju AJBS warna kuning ini, mengaku jika korban yang terggeletak di pinggir itu adalah temannya."Itu sepatunya mirip punyanya teman saya. Jangan-jangan itu teman saya. Tolong dipastikan bisa dibuka koran yang menutup tubuhnya (korban, Red),"akunya.
Saat dibuka memang benar korban merupakan teman kerja di AJBS. Menurutnya, sebelum kejadian dia bersama korban sempat akan makan bareng. Namun tidak jadi lantaran korban keburu pulang.


SONIA TAK SEMPAT RAYAKAN ULANG TAHUN KE MALANG
Susana duka sangat terasa saat memasuki rumah di Jalan Kalibutuh 36 Surabaya ini. Tampak seorang perempuan terus menangisi jasad kedua orang yang dicintainya itu. Dona Simorangkir, 52, tak dapat menyembunyikan kesedihannya saat melihat jasad suami dan anaknya terbujur kaku yang dibaringkan di ruang tamu. Air mata mengucur deras dari mata wanita ini sembari terus mengusap kepala anaknya yang tertutupi kain batik batak tersebut. Dia seakan masih tak percaya jika suami dan putri tercintanya itu tewas dengan cara yang begitu tragis.

m romadoni/raya
MELAYAT: Para pelayat di rumah duka di Jalan Kalibutuh No 36 Surabaya

Ditemani oleh kedua putrinya Martha Lusiane Pasaribu, 20, dan Tiurma Juliana Pasaribu, 17, mereka sekeluarga bersama sanak saudara larut dalam suasana duka. Ketiganya mengaku sangat terpukul dengan kepergian Wilson Tunggul Hamonangan Pasaribu, dan puterinya Sonia Tiofani Aprilia Pasaribu, yang secara mendadak tersebut. "Saya tidak mempunyai firasat apa-apa. Awalnya saya tidak curiga,” ujarnya.

Dia menjelaskan putri pertamanya itu pendiam. Korban kurang lebih satu tahun bekerja di AJBS dan selalu diantar ayahnya. Menurutnya, korban yang masih duduk dibangku kuliah semester 4 di Untag ini, baru berulang tahun tanggal 6 April kemarin."Kamu baru saja berulang tahun, tapi belum sempat aku menuruti keinginankamu untuk main ke Malang," ujar sang ibu sambil menangis mengelus jasad putrinya tersebut.

Dona menjelaskan sudah biasa suaminya menjemput putrinya usia bekerja di AJBS. Biasanya saat bekerja di AJBS ada 3 shift dan kebetulan korban pulang sekitar pukul 21.00. Jarak dari AJBS ke rumah korban tidak terlalu jauh dan biasanya pukul 21.30 keduanya sudah sampai di rumah. Akan tetapi, sampai pukul 22.00 tak kunjung pulang. Sampai pukul 23.00, dia menyuruh putri keduanya untuk menghubungi handphone kakaknya. Namun tidak ada jawaban. Lalu, saat keluar dari rumah, ada teman korban bersama polisi datang dan mengabarkan jika anak dan suaminya kecelakaan.

Mendengar kabar itu, Dona bergegas menuju ruang IGD RSUD dr Soetomo. Namun tidak menemukan nama suami dan anaknya di daftar pasien IGD. Lalu didampingi anggota polisi Dona diantar ke kamar mayat.
"Lho ini kok ke kamar mayat. Berarti ayah sama putriku sudah meninggal," teriaknya sambil menahan tangis.(don/no/raya)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar