Hujan Seharian, Banjir 11 Titik di Kota Surabaya

SURABAYA-Hujan yang mengguyur Kota Surabaya sejak Jumat (15/4) dini hari hingga sore hari membawa dampak bagi warga Kota Pahlawan. Pasalnya gara-gara curah hujan dengan intensitas yang tinggi, menimbulkan banjir di 11 titik. Dampaknya, arus lalu lintas macet di beberapa tempat.

Berdasarkan pantauan, hujan yang turun mulai Jumat pukul 00.00 hingga 14.00 ini menyebabkan 11 titik banjir itu terjadi di Jalan Raya Demak, pertigaan Jalan Raya Dupak, Jalan Semarang, Jalan Asemrowo, kawasan Kalidami Dami, kawasan Rumah Pompa dan Pintu Air Kalidami, Jalan Raya Tambakasri, Jalan Raya Margomulyo, Pesapen, Kalianak dan Sutorejo. Ketinggian air rata-rata mulai 20 centimeter hingga 30 centimeter dan baru surut sekitar 2-3 jam.
satria n/raya
BANJIR: Hujan yang turun selama 14 jam membuat Jalan Dupak terendam.

Sopir angkot yang biasa melintas di Jalan Raya Demak, Selamet, mengatakan, sebelumnya, di Jalan Raya Demak hampir tidak pernah ada genangan sampai setinggi lutut orang dewasa. “Biasanya kalau toh hujan deras, paling ya setumit gitu. Ini paling parah selama saya biasa lewat di sini. Ini sampai banyak angkot yang mogok,” kata Selamet.

Cukup banyak warga yang melintas sepanjang Jalan Raya Demak hingga pertigaan Jalan Raya Dupak yang terpaksa harus mendorong kendaraan. Hal ini diakibatkan dari ketinggian genangan yang cukup tinggi sampai menyebabkan kendaraan mogok. Menurut Selamet yang tinggal di kawasan Dupak, genangan ini disebabkan oleh hujan yang berlangsung sejak malam.

Tidak hanya di Jalan Raya Demak dan Dupak, di kawasan lain juga terjadi hal serupa. Seperti di Jalan Margomulyo dan Kalianak. Tak pelak, kemacetan pun tidak bisa terhindarkan. Arus lalu lintas yang seharusnya bisa lancar jadi padat merayap dan kurang lancar.




Kepala Bakesbangpol Linmas Soemarno mengatakan, pihaknya dan tim bersama Satlak Penanggulangan Bencana sudah bersiaga sejak pagi hari. Tim diturunkan untuk membantu melancarkan arus lalu lintas. Apalagi di Surabaya kemarin bersamaan dengan waktu air laut pasang. “Pagi hari itu (kemarin, Red) air mengalir sampai ke laut agak lama karena masih pasang. Tapi begitu agak siang ya sudah mulai surut. Dan yang terjadi di Surabaya ini masih dikategorikan sebagai genangan ya. Sebab dalam jangka jam saja sudah surut, hanya antre masuk ke saluran,” ulas Soemarno. Tim dari Bakesbangpol Linmas pun turut terjun di lapangan untuk membantu Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk menyedot saluran agar genangan lebih cepat surut.

Lebih lanjut, terkait cuaca yang tidak menentu yang saat ini melanda Kota Surabaya, Soemarno mengatakan, ini merupakan akibat dari peralihan musim. Sebab musim hujan akan berganti ke musim kemarau pada pertengahan Mei. Dalam satu bulan ke depan pun, diperkirakan akan terjadi hujan deras, angin dan juga potensi petir.

“Selain itu, dari konfirmasi kami ke BMKG (Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Red), sejak Kamis malam itu sebelah Utara Jawa Timur itu sedang dilalui angin AB, yang membuat tekanan udara di atas tidak stabil dan berpotensi menimbulkan hujan. Tapi kabarnya angin AB itu sudah bergeser ke Kalimantan,” imbuh Soemarno.

Dengan kondisi banyaknya titik genangan yang ada di Surabaya, Soemarno mengatakan, pihaknya terus aktif mengadakan komunikasi dengan Dinas PU Bina Marga dan Pematusan. Khususnya dalam penanganan genangan. “Kami juga turun untuk menjaga dan menangani rumah pompa yang kawasannya terjadi genangan. Kami penanganannya memang bersifat terpadu,” pungkas Soemarno.


satria n/raya
BAGAI SUNGAI: Banjir di Jalan Dupak ini menyebabkan sejumlah kendaraan mogok.

RISMA PERTANYAKAN BANGLI DI KALIDAMI
Saat hujan seharian mengguyur Kota Surabaya kemarin, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung melakukan pemantauan. Melalui handy talky Risma memberi perhatian pada banjir yang terjadi  di kawasan Kalidami. Pasalnya, penyebab banjir di sana, selain karena luapan sungai, juga karena adanya bangunan liar (bangli).“Saya minta disambungkan ke Pak Lurah. Itu kenapa bisa ada bangunan liar di sekitar sungai yang meluber,” kata Risma dalam alat komunikasi berbasis radio itu.

Begitu mendengar Risma mulai memberikan intruksi lewat alat tersebut, tim satlak bencana yang diketuai oleh Kepala Bakesbangpol Linmas Soemarno segera bertindak. Soemarno mengatakan, komunikasi antar anggota satlak memang dilakukan dengan alat tersebut. Yang terhubung dengan SKPD terkait yang menjadi anggota Satlak pencegahan bencana. Selain turun ke lapangan, Soemarno memantau genangan yang terjadi melalui CCTV.“Kami langsung tanggapi dan coba tangani. Sebab ini adalah pola koordinasi agar semakin cepat penyelesaian masalah,” kata Soemarno.

satria n/raya
ARUS LALU LINTAS TERGANGGU: Kemacetan terjadi di Jalan Dupak Surabaya

Banyaknya genangan yang terjadi di Surabaya dikritisi oleh legislator di Komisi C, M Machmud. Politisi Partai Demokrat yang juga mantan ketua DPRD Surabaya ini mengatakan, masih banyaknya genangan menandakan anggaran penanggulangan banjir di Surabaya sudah gagal. “Dana yang kami kucurkan tahun  ini untuk penanggulangan banjir tahun ini adalah Rp 550 miliar. Ke mana dana itu digunakan, toh selama ini juga masih saja ada banjir. Berarti selama ini banyaknya gorong-gorong, dan lain sebagainya itu tidak tepat sasaran,” tegas Machmud.

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam mekanisme persetujuan pengajuan dana untuk Dinas PU Bina Marga, dewan selalu setujui berapa pun yang mereka ajukan. Dengan asumsi, apa yang mereka usulkan tersebut adalah memang menjadi kebutuhan dari Kota Surabaya dalam menanggulangan banjir.
“Tapi nyatanya kalau terus banjir begini persoalannya harusnya dipecahkan. Bukan terus menerus beralasan dan berkilah ini bukan banjir tapi genangan. Lalu sebabnya karena intensitas hujan tinggi dan  air laut pasang, itu bukan solusi,” kata Machmud.

Hal senada juga disampaikan oleh legislator Komisi C yang lain, Vinsensius Awey. Politisi Partai Hanura ini menyayangkan, genangan parah yang ada di kawasan Dupak. Padahal di sana ada sebanyak empat unit rumah pompa. Sedangkan satu di antaranya dilaporkan terbakar. “Bagaimana bisa pompa rusak saat dibutuhkan. Lalu kasus sama juga terjadi di Balongsari, pompanya juga throuble.  Banyak sekali titik banjir, perekonomian terdampak, macet di mana-mana, Surabaya jadi lumpuh,” pungkas politisi yang akrab disapa Awey ini.(ima/no/raya)


Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar