Sang ayah yang berdinas di Jakarta jarang pulang. Sedangkan, ibu korban Lailatul Uliyah, kerap wira-wiri Surabaya-Jakarta.“Saat itu saya masih di Jakarta. Dapat kabar jika ada musibah, saat ditelepon sama tetangga,” kata Lailatul Uliyah.
Lailatul mengatakan ia terbang dari Jakarta menuju ke Surabaya dengan penerbangan pertama menggunakan pesawat Citilink pukul 07.35. Dia masih tidak percaya anak kesanyangan itu meninggal dengan cara yang seperti itu.
doni/raya
SELAMAT JALAN KIKY: Rizki Sekar Arum Budiono, alias Kiky (kanan) bersama sang ibu Haslinda Budiono asal Bendul Merisi, Surabaya ini saat merayakan ulang tahun ke-24.Meski demikian, ia merasa ini adalah takdir dari Yang Maha Kuasa.“Ini musibah, saya benar-benar sudah ikhlas,” imbuh Lailatul. Jenazah korban dikebumikan di pemakaman umum Tembok sekitar pukul 13.00.
Kesedihan juga nampak di rumah duka Rizki Sekar Arum Budiono, alias Kiky, 24, warga Bendul Merisi ini. Korban merupakan anak tunggal dan ayahnya sudah meninggal. Ibu korban Haslinda Budiono mengaku tidak mempunyai firasat apa-apa terkait kematian anaknya tersebut.
Menurutnya, siang hari sebelum kejadian korban sempat ngelantur.“Kalau ditanya jawabannya suka ngelantur tidak jelas jawabnya apa,” kata Haslinda Budiono, saat ditemui di rumahnya.
doni/raya
SOPIR TERJEPIT: Polisi bersama warga berusaha mengevakuasi lima korban yang berada di mobil Jazz yang menabrak pohon di Jalan A Yani Surabaya, Rabu (31/8) pukul 23.00 Haslinda mengatakan anak semata wayangnya itu memang sudah dari dulu mencintai dunia otomotif. Sedangkan korban juga mempunyai barang yang paling disukai yakni mobil Honda Civic.
Kini ia harus merelakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi UPN ini pergi meninggalkannya untuk selamanya.“Tidak ada firasat sama sekali. Ya sudah ikhlas mungkin sudah takdirnya,” kata Haslinda.
Dokter spesialis bedah RSAL Amiril Mukminin mengatakan masih melakukan perawatan korban luka serius Bayu prasetyo. Menurutnya, saat itu, kondisi korban sekitar pukul 08.00, tidak sadar penuh tapi masih ada kontak.
“Ini disebabkan karena adanya pendarahan di kepala berjalan terus. Korban mengalami shock dan kesadaran menurun. Tidak ada waktu untuk melakukan pemeriksaan lebih dalam, kami harus segera dilakukan menghentikan pendarahan dengan cara melakukan operasi,” katanya saat di jumpai di ruangan Bedah RSAL.
Amiril mengatakan korban mengalami trauma berat akibat terkena hantaman keras yang dinamakan multitrauma kepala. Korban juga mengalami gegar otak berat. Pihaknya telah melakukan operasi dengan melakukan pembedahan di tempurung kepala sekitar 20 cm.
“Korban masih belum sadarkan diri. Namun sudah menunjukan tanda-tanda respons. Tangan kanan korban bergerk-gerak sendiri itu dinamakan karena diduga da kerusakan otak sebelah kiri,” ujarnya.
Amiril menambahkan usai melakukan operasi menghentikan pendarahan dan dilakukan penutupan kembali luka di kepala. Selain itu, korban juga mengalami luka patah kaki kanan, dan pembengkakan otak karena kekurangan cairan.
“Sampai sekarang korban masih dalam proses pemulihan. Kondisinya membaik sudah mulai ada respons dan mulai tanda kehidupan. Nantinya, kalau kondisi korban sudah stabil, kami akan melakukan pemeriksaan CT scan,” pungkasnya.(don/no)
0 komentar:
Posting Komentar