Umpankan Istri untuk Rampas Handphone, Ditembak Polisi

SURABAYA-M Eko Wiatmoko,38 warga Jalan Simo Sidomulyo, Surabaya benar-benar nekat. Untuk melakukan perampasan diduga berkomplot dengan dua keponakan. Bahkan, polisi mencurigai tersangka Eko ini mengumpankan istrinya, SA, 35,  untuk mencari mangsa. Aksi kejahatan Eko terungkap saat melakukan perampasan di perempatan lampu merah di Jalan Kalibutuh, Surabaya pada Minggu (23/4).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan dua keponakan yang direkrut M Eko adalah Fakih Yuda Setio,21, warga Jalan Blambangan Tambak Sawah dan GYS,17, warga Perum Griyo Mapan Sentosa Waru, Sidoarjo.

"Mereka biasa beraksi bersama dengan mengendari dua sepeda motor. Komplotan ini diotaki oleh tersangka Eko," ungkap AKBP Shinto, Rabu (26/4).



satria n/raya
PINCANG: Polisi menggiring M Eko Wiatmoko (dua dari kanan) dan Fakih Yuda Setio di Mapolrestabes Surabaya.

Menurut Shinto dalam melakukan aksinya Eko meminta istrinya untuk menggoda korban yang berkunjung di Kafe Makassar Jalan Kapasan. Kebetulan SA adalah seorang sales promotion gilrs (SPG) bir di sana. Setelah berhasil menggoda korban, SA lantas menghubungi suaminya Eko untuk menjemputnya.

"Eko pun mengajak dua keponakannya Fakih dan GYS untuk menjemput SA ke kafe. Namun meski dijemput, Eko tidak mau membonceng SA melainkan istrinya diminta untuk berkendara sendiri," lanjut Shinto.

Setelah itu, SA pun diminta untuk berkendara di depan, kemudian dibuntuti oleh Eko yang berboncengan tiga bersama dua keponakannya. Mengetahui SA berkendara sendirian, korban yang sebelumnya sempat digoda SA lantas mencoba menemaninya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh tersangka Eko untuk melakukan aksinya.

"Oleh tersangka, korban dituduh menggoda istrinya. Setelah itu, korban dihentikan dan dipukuli oleh tersangka Eko dan Faqih, sedangkan GYS hanya menunggu di atas motor. Selain dipukul dengan tangan kosong, korban juga dihantam dengan menggunakan helm hingga membuat korban mengalami luka robek di wajahnya," terang mantan kasat reskrim Polres Tangerang ini.

Alumnus Akpol tahun 1999 ini mengatakan setelah korban tidak berdaya, mereka merampas harta milik korban, yakni dua unit handphone. Tidak hanya itu, tersangka sempat akan merampas motor korban. Hanya saja aksinya berhasil digagalkan setelah aksinya kepergok oleh Tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Saat akan ditangkap, tersangka berusaha melarikan diri hingga akhirnya kami terpaksa menindak tegas dan terukur dengan melumpuhkan kaki tersangka dengan timah panas," tandasnya.

Shinto menjelaskan pihaknya akan mendalami keterlibatan SA dalam kasus yang diotaki oleh suaminya itu. Sebab awalnya polisi menduga jika kasus ini murni perampasan dengan menggunakan kekerasan. Namun belakangan, polisi mengetahui jika SA juga ikut terlibat. "Kami masih dalami bagaimana sebenarnya peran istri tersangka Eko, SA dalam modus ini," jelasnya.

Saat diperiksa, Eko mengaku baru pertamakali melakukan aksinya. Namun, dia membantah jika istrinya ikut terlibat. Sebab menurut Eko, aksi kekerasan dan perampasan yang dia lakukan lantaran ia tidak terima jika istrinya digoda. "Awalnya hanya ingin memukul saja, tapi belakangan timbul niat untuk melakukan perampasan," ungkap bapak tiga anak ini.

Sementara Faqih mengaku tidak tahu dengan modus yang dilakukan Eko. Saat ini dia hanya terprovokasi oleh Eko yang mengaku istrinya telah digoda oleh korban. "Saya tidak tahu, saya hanya ikut memukul saja," ujar Faqih.(yua/no)
Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar