Jerat Korban lewat Chatting Facebook, Istri Jadi Umpan Perampasan Motor

SURABAYA-Beragam modus perampasan motor dilakukan pelaku dalam memuluskan aksinya. Namun modus yang dilakukan oleh Suri,26, cukup nekat. Sebab warga Jalan Manukan Dadi Gang II/ 3 Surabaya ini menjadikan istrinya, Ernawati,33,sebagai umpan. Caranya, Suri meminta Erna untuk merayu korban lewat chatting mesra di media sosial facebook (fb).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan dalam menjalankan aksinya, pasangan suami istri (pasutri) ini memanfaatkan akun fb bernama Erna Shelomita. Lewat akun milik Erna, Suri meminta istrinya untuk menjaring para korban.
satria n/raya
DIRINGKUS: Lima komplotan perampas motor yang melibatkan pasangan suami istri, Suri dan Ernawati, serta para penadah Slamet, Lukman Hakim dan M Bagus.

"Awalnya istrinya diminta untuk meng-add pertemanan sejumlah lelaki di fb, setelah mendapat konfirmasi mereka mulai menjalankan skenarionya," ungkap AKBP Shinto, Minggu (9/4).

Awalnya, Suri meminta Erna untuk menyapa sejumlah lelaki yang sedang online di fb mesenger. Waktunya dipilih malam hari ketika kebanyakan orang sedang istirahat. Setelah jaring disebar, tinggal menunggu ikan yang masuk ke dalam perangkap. Target korban diperoleh ketika ada korban yang menjawab sapaan Erna.

"Saat itulah, tersangka Erna memulai chatting dengan korban. Obrolannya beragam, mulai dari cerita kehidupan hingga obrolan yang menjurus kepada ajakan kencan. Hal itu atas sepengetahuan Suri," lanjut Shinto.

Setelah Erna dan calon korban akrab, maka Suri meminta Erna untuk mengajak korban bertemu di suatu tempat. Setelah sepakat, maka Suri mulai menjalankan perannya. Setelah mengetahui tempat dan jam pertemuan, Suri meminta Erna untuk tidak menemui korban, melainkan ia sendiri yang datang menemuinya.

Layaknya aktor dalam sebuah sinetron, Suri mendatangi korban dengan rasa penuh amarah. Kemarahan seorang suami yang mengetahui istrinya digoda, apalagi diajak kencan oleh korban. Dengan mata melotot dan urat menebal dia mendatangi korban yang saat itu menunggu Erna. Agar aktingnya meyakinkan, Suri juga membawa bukti chatting antara korban dan istrinya.

"Tersangka juga membawa sebilah celurit untuk menakuti korban. Setelah korban ketakutan tersangka memanfaatkannya untuk membawa kabur motor korban," ujar Shinto.

Menurut Shinto, modus dilakukan merupakan modus baru perampasan yang selama ini ditangani. Polisi berhasil menangkap pasutri ini setelah mendapat laporan dari dua korban yakni Sugianto,36, warga Lakasantri dan Suharno,52, warga Jalan Karang Poh, Tandes.

"Setelah kami analisa modusnya sama, mereka menjadi korban perampasan setelah berkenalan dengan akun milik tersangka Erna," terang pimpinan tim anti bandit ini.

Perwira dengan dua melati di pundaknya ini menjelaskan setelah menangkap Suri dan Erna, polisi melakukan pengembangan penyelidikan. Hingga akhirnya menangkap tiga tersangka lain yakni, M Bagus, 33, Lukman Hakim,24, keduanya merupakan warga Jalan Tambak Dalam Baru Gang 6 dan 5 dan satu tersangka lain, Slamet,24, warga Jalan Tambak Mayor Barat 2A. Sementara satu tersangka lain yakni Holil masih dalam pengejaran (DPO). "Ketiganya kami amankan lantaran menjadi penadah dari motor-motor hasil perampasan Suri," Tandas Shinto.


MOTOR BISA DITEBUS
Dalam modus perampasan ini Suri bukanlan pemain baru. Sebab pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang rombeng ini sudah melakukan aksinya sebanyak sembilan kali. Meski demikian, agar aksinya tidak mencolok, dia memiliki cara agar korban tidak melaporkan kasus ini ke polisi.

Suri mengatakan setelah mendapatkan motor hasil perampasan itu, dia lantas melempar motor tersebut ke empat temannya yakni Bagus, Lukman, Slamet dan Kholil. Keempatnya diminta Suri untuk menghubungi korban layaknya seorang penadah. Temannya mengatakan kepada korban jika ingin mendapatkan motornya kembali mereka harus menebusnya.

"Tebusannya beragam, mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 4 juta tergantung jenis motornya. Syaratnya korban diminta untuk tidak melapor polisi jika tidak ingin transaksi atau penebusan gagal," ungkap Suri.

Bapak satu anak ini menjelaskan jika deal, maka korban bisa mendapatkan motornya. Dia mengatakan kebanyakan memang korban memilih jalan ini. Sebab selain tidak ingin kehilangan motornya, korban juga takut jika kejadian ini diketahui oleh keluarganya. Sebab awal mula kejadian ini seolah-olah merupakan salah korban yang menggoda istri orang. "Dengan demikian, korban pun tidak akan melaporkan kasus ini ke polisi," terangnya.

Hanya saja dari sembilan TKP yang sudah dia lakukan, cara tebusan ini hanya berhasil sebanyak lima kali saja. Sedangkan tiga sepeda motor terpaksa ia jual ke penadah lain lantaran korban menolak untuk menebus motornya. Sedangkan satu motor terpaksa dikembalikan lantaran salah satu korban mengenal salah satu dari empat penadah yang dipekerjakan oleh Suri.

"Setelah mendapatkan uang, saya memberikan bagian kepada teman-teman saya masing-masing Rp 300 ribu," tandas Suri. Sedangkan bagiannya, ia gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
Menurut Erna, awalnya dia menolak untuk melakukan itu. Namun karena butuh uang, dia menuruti ajakan suaminya, apalagi saat itu dia membutuhkan biaya besar untuk persalinan. "Suami saya tidak bekerja, sebagai tukang rombeng hasilnya tidak menentu," ungkap Erna.(yua/no)



Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar