Sidik Jari Tertinggal di Gelas, Terungkap Warga Lumajang Pembunuh Pembantu di Puncak Permai

SURABAYA-Gara-gara sidik jari tertinggal di gelas Teddy Bear, akhirnya pelaku pembunuh Tasri alias Sri, pembantu rumah tangga (PRT) di perumahan Puncak Permai berhasil ditangkap. Dia adalah Vian Ahmad Fauzi, 19, warga Dusun Watukandang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Selama ini, tersangka selama ini tinggal di Jalan Tubanan Lama, Sukomanunggal, Surabaya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga menjelaskan penangkapan tersangka setelah polisi melakukan penyelidikan selama lima hari. Vian ditangkap saat ia sedang nongkrong di warung kopi di Tubanan Lama.

"Kami mencurigai jika pelaku pembunuhan itu bukan orang yang jauh dari lokasi pembunuhan. Kecurigaan kami mengarah kepada tersangka," ujar AKBP Shinto, Kamis (6/4).


                                                                               yua/raya
SADIS: Tersangka Ahmad Fauzi

Shinto menambahkan saat ditangkap, tersangka sama sekali tidak melawan. Namun, tersangka terus membantah jika dia bukanlah pelakunya. Setelah polisi menunjukkan sidik jari dia miliki cocok dengan sidik jari yang menempel di gelas di dapur tempat korban bekerja, tersangka pun tak berkutik.

Rupanya usai membantai korban Sri secara keji, tersangka yang kehausan sempat minum dengan menggunakan gelas bergambar beruang di dapur majikan korban.

"Memang tersangka menggunakan sarung tangan, namun tidak sampai menutupi semua jarinya. Hal inilah yang membuat sidik jari tersangka masih menempel di gelas tersebut dan berhasil kami tandai," ujar Shinto.

Selain sidik jari, bukti lain yang diperoleh adalah jaket jumper, sepatu, celana, kaos, tas, obeng, dan pisau milik tersangka. Barang-barang itulah yang digunakan saat pelaku mengeksekusi korban di kamar tidurnya. Selain itu, polisi mengamakan pisau penghabisan. "Pisau kami amankan dari sebuah warung yang biasa digunakan pelaku untuk nongkrong," jelas Shinto.

Setelah menangkap dan memeriksa Vian, polisi memastikan jika motif pembunuhan karena pelaku ingin merampok rumah majikan korban.
Namun karena saat masuk ke dalam rumah dipergoki oleh korban yang saat itu sedang mengepel lantai tidak jauh dari tangga, maka tersangka pun langsung menghabisinya.

                                                         yua/raya

BARANG BUKTI: Gelas Teddy Bear terdapat sidik jari tersangka


"Sebelum membacok korban, tersangka terlebih dahulu memukul korban dengan tangan kosong. Kemudian, dia membacok leher korban dan menyeretnya ke dalam kamar," ujarnya.

Setelah membunuh Sri, tersangka yang aksinya terekam lewat kamera CCTV di rumah majikan korban rupanya tetap mencari peluang untuk mencuri. Dari rekaman itu, dia mencoba ke ruangan lain di dalam rumah untuk mencari barang berharga.

Tersangka awalnya menuju ke dapur, lantas ke garasi, kemudian ke ruang tengah. Namun, dia tak menemukan barang berharga. Merasa aksinya tak berhasil, tersangka kemudian meninggalkan rumah majikan korban melalui pintu depan. "Tersangka tak bisa melakukan pencurian ke kamar majikan korban di rumah itu, karena tak ada akses ke sana," ujarnya.

UBAH PENAMPILAN

Perwira dengan dua melati di pundak ini menambahkan bahwa pencurian yang dilakukan oleh tersangka sudah direncanakan. Saat itu, tersangka keluar kos pada Sabtu dini hari sekitar pukul 01.00.

Bermodalkan obeng, dia menuju ke rumah tetangganya tersebut untuk melakukan survei. "Tersangka terlebih dahulu menuju ke warung kopi milik Tosin yang jaraknya tak jauh dari rumah Simon (majikan korban, Red). Di warung yang sudah tutup itu, tersangka mengambil pisau yang digunakan untuk menghabisi korban," terang Shinto.

Tersangka masuk ke rumah dengan cara memanjat pagar. Setelah sampai di halaman, tersangka kemudian memanjat pohon menuju ke lantai dua dan terus naik ke lantai tiga dengan memanjat dinding. Di lantai tiga, tersangka mencongkel pintu menggunakan obeng.

Setelah terbuka, pemuda yang baru lulus SMK di Lumajang itu masuk rumah dan turun ke lantai dasar. Saat menuruni tangga ke lantai dasar, tersangka dipergoki oleh Sri yang saat itu belum tidur. Perempuan 47 tahun itu baru saja mengepel lantai.

Takut aksinya ketahuan, tersangka pun menghabisi korban dan menyeretnya ke kamar. Kemudian dengan tenang, tersangka mengambil handuk yang ada di ruang setrika untuk mengelap darah yang membasahi pisaunya.

Saat diperiksa, tersangka mengaku nekat melakukan aksinya lantaran butuh uang untuk biaya hidup. Sebab, ia baru saja dipecat dari tempatnya bekerja sebagai sopir pribadi. Menurut dia, setelah melakukan aksinya, dia tidak berusaha kabur. Dia juga berusaha melakukan beragam upaya untuk menyembunyikan identitasnya.

"Pisau yang saya ambil saya kembalikan ke warkop. Selain itu, saya juga mengubah penampilan rambut agar berbeda pada saat saya melakukan pencurian. Sebab, saya tahu jika wajah saya terekam CCTV," ungkapnya.

Vian menduga jika aksinya tidak akan diketahui oleh siapapun. Sebab sudah lima hari polisi melakukan penyelidikan, namun tidak berhasil menangkapnya. Dia juga memutuskan tetap tinggal di kosnya agar tidak dicurigai jika dia pelakunya.

"Kalau saya tiba-tiba menghilang, tentu polisi akan curiga," ujarnya. Namun rupanya, sidik jarinya yang tertinggal di gelas saat minum di dapur rumah korban membuat semua penyamarannya terbongkar.(yua/no)
Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar