Kepergok Curi Motor, Berpura-pura Ikut Kejar Komplotannya

SURABAYA-M Basori,18, langsung panik ketika aksi pencurian motor yang dilakukan bersama Ahmad Baharudin Yahya,18, kepergok korban. Secepat mungkin pemuda yang tinggal di Rusunawa Randu Blok E lantai 5 mencoba meninggalkan lokasi. Namun karena sudah terkepung, dia menyaru sebagai pembeli kopi di salah satu warung. Bahkan dia juga berpura-pura membantu warga untuk mengejar temannya, Yahya warga Jalan Edrosono Surabaya itu.

Kapolsek Tambaksari Komisarus Polisi (Kompol) David Triyo Prasojo menjelaskan pengungkapan dua pelaku spesialis curanmor ini bermula saat pihaknya melakukan patroli di kawasan Dukuh Setro, Surabaya. Saat itu, polisi mendengar teriakan maling di lokasi tersebut. Kemudian polisi berhenti dan menanyakan kepada warga terkait kasus pencurian itu.


yua/raya
TERTANGKAP BASAH: M Basori dan Ahmad Baharudin Yahya serta barang bukti motor yang dicuri.

"Saat itu memang banyak warga yang sedang berkumpul di salah satu warung. Anggota pun mendatangi dan duduk sebentar untuk mengetahui kronolgis pencurian. Saat itu, anggota tidak tahu jika salah satu warga itu adalah pelaku curanmor, yakni tersangka Basori," ungkap Kompol  David, Kamis (27/1).

David menjelaskan setelah beberapa saat ngobrol, ada sebagian warga yang mengetahui jika seorang pelaku, yakni Yahya terlihat membawa motor hasil curian. Mengetahui hal itu, warga lain langsung mengejarnya, termasuk Basori. Bahkan dia ikut meneriaki Yahya yang tidak lain adalah komplotannya. Yahya yang dikejar beramai-ramai itu berhasil lolos.

"Meski tersangka Basori ikut mengejar, ternyata ada salah satu warga yang mengatakan jika Basori adalah satu pelaku tersebut. Mendegar itu langsung kami amankan, ternyata benar tersangka adalah teman Yahya," lanjut David.

Berdasarkan keterangan Basori, akhirnya pihaknya berhasil membekuk Yahya. Dia ditangkap di rusunawa milik Basori, saat itu dia sedang menunggu Basori untuk membantunya menjual motor curian itu. David mengatakan dalam melakukan aksinya, kedua pelaku ini memiliki peran masing-masing. Basori sebagai pemantau situasi, kalau Yahya eksekutornya.

"Dari pengakuan keduanya, kami mengetahui ternyata mereka sudah lima kali beraksi. Di antaranya di Jalan Gresik, Kedung Mangu, Kenjeran, Ampel dan terakhir di Dukuh Setro. Setelah mencuri motor biasanya diserahkan ke rekannya bernama Asmat (DPO/buron, Red) untuk dijual ke Madura," terang David.

Saat diperiksa penyidik, Basori mengaku untuk satu motor yang dia curi biasanya laku antara Rp 2 juta -3 juta, tergantung dari merek dan kondisi motor tersebut. Hasilnya dia bagi rata kepada pelaku yang lain."Uang bagian saya, saya gunakan untuk bersenang-senang bersama teman-teman yang lain," ujar Basori.

Dia menjelaskan saat itu dia dan Yahya mencari sasaran dengan berjalan kaki. Kemudian saat melihat motor korban yang diparkir di teras, keduanya langsung beraksi. Basori mengawasi situasi sambil menunggu Yahya merusak kunci kontak motor korban. Namun pada saat motor sudah dibawa keluar, korban memergoki keduanya. Setelah itu, mereka langsung berpencar dan meninggalkan lokasi.

"Karena takut dikepung, setelah agak jauh dari rumah korban saya berjalan dan berhenti di sebuah warung. Agar warga tidak curiga saya ikut cangkruk dan pura-pura mengejar Yahya," pungkasnya. (yua/no)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar