Dicabuli Sejak TK hingga SMP, Pelaku Delapan Siswa SD dan SMP

SURABAYA-Sungguh malang nasib Mawar (nama Samaran),13, warga Jalan Kalibokor Surabaya ini. Sejak TK berusia 4 tahun menjadi korban pencabulan hingga kelas VII SMP. Pelakunya, delapan siswa kelas III SD hingga kelas IX SMP yang juga tetatangganya.

Setelah orangtuanya melapor, polisi mengamankan delapan pelaku pencabulan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (12/5). Mereka adalah MI,9, MY,12, dan BS,12, masing-masing kelas III, V, VI SD. Lima pelaku lainnya, duduk di bangku SMP, di antaranya JS,14, AD, 14, kelas VIII. Serta LR,14, AS,14, dan HM,14, kelas IX. Mereka ini tetangga korban yang tinggal di Jalan Kalibokor dan Ngagel. Sedangkan, korban Mawar kini duduk di kelas VII SMP di Surabaya.

satria nugraha/raya

DI BAWAH UMUR: Delapan pelaku pencabulan diamankan di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (13/5)

Kapolrestabes Surabaya Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Iman Sumantri mengatakan, penangkapan delapan pelaku itu berawal dari laporan orangtua korban. Lalu, polisi menyelidiki hingga menangkap para pelaku."Semua pelaku yang kami tangkap masih di bawah umur dan masih berstatus sebagai pelajar," terangnya, Kamis (12/5).

Para pelaku tersebut ditangkap di empat lokasi yang berbeda. Tiga pelaku yang masih SD, yakni MI, MY, dan BS ditangkap di sekolah, kebetulan satu sekolah. Dua siswa kelas VII SMP yakni JS, dan AD yang satu sekolah dengan korban Mawar ditangkap di sekolah. Tiga pelaku lain, siswa kelas IX SMP yakni LR, AS dan HM ditangkap di rumahnya masing-masing."Tiga pelaku ini ditangkap di rumah lantaran libur setelah menggelar ujian nasional," kata Iman.

satria nugraha/raya

KORBAN:  Mawar bertopeng diapit dua polisi wanita (polwan) di Mapolrestabes Surabaya

Informasi lainnya menyebutkan, pertimbangan polisi menangkap para pelaku, Kamis (12/5) karena menunggu tiga pelaku siswa kelas IX SMP yakni LR, AS dan HM selesai mengikuti ujian nasional berbasis komputer .

Kapolrestabes menjelaskan korban mengaku dicabuli sejak sekolah TK atau sekitar umur empat tahun. Anak yang pertama mencabuli korban adalah AS, tetangganya. Awalnya AS hanya melakukan pelecehan seksual terhadap Bunga.

Mulai meraba-raba bagian sensitif hingga menciumi Bunga. Aksi tak senonoh itu berlanjut hingga AS dan Bunga sekolah di SMP."Entah sudah berapa kali AS melakukan pencabulan terhadap korban, yang jelas sudah sangat sering," ungkapnya.

Hasil pemeriksaan, AS ternyata tidak hanya mencabuli Bunga saja, melainkan AS juga mengenalkan Bunga dengan pil doubel L. Bahkan hampir setiap kali sebelum melakukan pencabulan diduga hingga melakukan hubungan seksual itu, dia terlebih dahulu memberikan Bunga pil doubel L itu. "Hal ini membuat korban ketagihan, sehingga korban bisa menelan sepuluh butir doubel L sekali minum," paparnya.

Sejak saat itu, korban seperti ketagihan seks. Kondisi ini dimanfaatkan oleh tujuh pelaku lain untuk ikut mencabuli korban Mawar sejak April  2016. Pencabulan beramai-ramai itu dilakukan di balai RW dan pinggir rel kereta api, tak jauh dari rumah mereka.

Saat diperiksa, para pelaku ini ada yang mengaku melakukan hubungan seksual, ada yang meraba-raba bagian sensitif korban, ada yang menciumi, ada yang membekap mulut, ada pula yang mengawasi situasi tempat pencabulan tersebut.

Gara-gara ketagihan pil koplo, bila tak memiliki uang, korban mengemis di makam yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah mendapatkan uang, Mawar membeli pil koplo.

Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ruth Yenni menjelaskan, selain memeriksa delapan pelaku, polisi juga memanggil semua orang tua murid untuk melihat proses penanganan anak-anak mereka.

"Kami juga meminta keterangan orang tua pelaku untuk mengetahui bagaimana mereka selama ini menjaga anak-anak mereka," ujarnya. (yua/no)

Share on Facebook Share on Twitter Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.