Bonceng Istri Orang, Pegawai Pemkot Surabaya Tewas Ditusuk

SURABAYA-Semula penyebab kematian Karyanto,45, dikira  karena kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang dialaminya di Jalan Ambengan pada Senin (21/3). Namun, setelah diselidiki polisi, ternyata warga Bundaran Sawahan H-5 Baru, Surabaya tersebut tewas karena dua luka tusuk benda tajam di pinggangnya. Akhirnya terungkap, pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Surabaya ini tewas ditikam oleh Ahmad Saifudin,43, warga Jalan Kedinding Tengah, Surabaya.

Kasatreskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Takdir Matanette menjelaskan kasus pembunuhan tersebut terungkap setelah polisi menemukan adanya kejanggalan luka yang diderita oleh korban. Sebab setelah diotopsi, luka yang diderita korban bukanlah luka karena terjatuh, melainkan luka tikaman benda tajam.“Setelah memperoleh bukti tersebut, kami melakukan penyelidikan hingga akhirnya menangkap tersangka Saifudin. Dialah pelaku penikaman tersebut,” ungkapnya kemarin (30/3)
satria nugraha/raya
TERBAKAR CEMBURU: Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Matanette menunjukkan tersangka Ahmad Saifudin,43, dan istrinya Sriyani, 39, (memakai penutup kepala) dan foto korban Karyanto, 45 yang terkapar.  


Takdir menjelaskan setelah menangkap Saifudin, akhirnya polisi mengetahui kronologi penusukan tersebut. Menurutnya, sebelum terjadi penikaman Saifudin yang bekerja sebagai makelar sepeda motor pulang ke rumah sekitar jam 12.00 WIB. Saat tiba di rumah, dia mendapati istrinya Sriyani,39, tidak ada di rumah.
“Menurut tetangga tersangka, istrinya pergi menggunakan sepeda onthel,” jelasnya.

Mengetahui hal itu, Saifudin menuju ke parkiran pasar Pacar Keling, Surabaya, sebab istrinya yang bekerja di percetakan sudah biasa menitipkan di parkiran pasar tersebut. Setelah sampai di parkiran pasar, Saifudin mendapati sepeda istrinya ada di tempat biasanya. “Namun saat itu, tersangka yang sudah curiga kembali pulang dan mengambil pisau,” lanjut perwira dengan dua melati di pundaknya ini.

Kemudian dengan membawa pisau, sekitar pukul 15.30 WIB Saifudin lantas kembali ke tempat penitipan sepeda istrinya. Di sanalah ia menunggu istrinya kembali. Kemudian sekitar pukul 17.15 WIB, Saifudin kaget melihat istrinya lantaran dia dibonceng oleh seorang lelaki yang tidak lain, korban. “Melihat hal itu, tersangka gelap mata dan langsung menusuk korban sebanyak dua kali,” paparnya.

Hanya saja, menurut Takdir meski sudah ditikam sebanyak dua kali saat itu korban masih bisa mengendarai sepedanya. Awalnya korban terjatuh di depan Pasar Pacar Keling setelah menabrak becak. Namun saat itu, korban yang berdinas sebagai staf Bagian Umum Pemkot Surabaya ini kembali berdiri hingga akhirnya ia kembali terjatuh setelah menabrak mobil pick up di Jalan Ambengan.

“Setelah melakukan penusukan tersebut tersangka langsung kabur. Korban diduga tewas setelah kehabisan darah karena luka tikaman tersebut,” lanjut perwira polisi berdarah Makassar ini.
Namun untuk membuktikannya kembali, rencananya akan berkoordinasi dengan pihak kedokteran dan keluarga untuk membongkar kembali makam korban. Tujuannya agar polisi bisa kembali melakukan otopsi terhadap korban.

Saat diperiksa polisi, Saifudin mengaku memang dialah yang melakukan penusukan tersebut. Namun dia menyangka jika korban sampai meninggal, bapak satu anak ini baru tahu jika korban meninggal setelah ditangkap polisi Selasa malam (29/3).“Saya tidak tahu kalau meninggal, sebab saat saya tusuk korban masih hidup dan mengendarai sepeda motor,” ungkapnya.

Bapak dua anak ini mengaku nekat menusuk korban karena cemburu setelah tahu istrinya diselingkuhi oleh korban. Apalagi, perselingkuhan ini sudah ia ketahui yang kedua kalinya. Sebab sebelumnya, Saifudin sudah pernah memergoki istrinya masuk ke hotel di kawasan Kenjeran. Namun saat itu dia membiarkan saja.
“Saya hanya menegur korban dan istri saya agar tidak mengulangi perbuatanya. Namun mereka tidak menggubris peringatan saya,” jelas Saifudin.

Menurut Sriyani dia mengenal korban sejak November tahun 2105 lalu. Dia pertama kali bertemu korban saat mengurus surat di Pemkot Surabaya. Setelah berkenalan, mereka pun akhirnya sering berhubungan lewat telepon, hingga akhirnya mereka sering bertemu. “Saya biasa diajak di Hotel Kenjeran oleh korban. Setelah berhubungan intim saya biasanya diberiuang Rp 300 hingga Rp 500 ribu,” jelasnya.  Selain tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebilah pisau ukuran 30 cm, seragam milik korban, satu motor pelaku yakni Yamaha Mio Nopol L 6445 TJ.(yua/no/raya)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar