Manager Nyambi Nyopir Taksi Online Grab Tewas Dibunuh, Usai Antar Banci Sangar

SURABAYA-Di tengah konflik antara taksi online dan angkutan konvensional, terjadi tragedi yang memilukan. Gateway Manager J&T Express di Betro, Sedati, Sidoarjo, Denny Ariessandi, 37, yang nyambi menjadi sopir taksi online ditemukan tewas di Jalan Larangan, 100 meter Utara Kenjeran Park, Surabaya pada Kamis (23/3), pukul 05.30.

Korban diduga menjadi korban pembunuhan karena di tubuh korban ditemukan 32 luka tusuk benda tajam. Selain itu, mobil Xenia milik korban raib.


facebook
TRAGIS: Korban Denny Ariessandi (kanan) bersama istri dan buah hatinya

Memang cerita pendapatan sopir taksi online sangat menggiurkan. Penghasilan bisa mencapai Rp 6 juta per bulan. Bahkan, bila ikut lebih dari satu aplikasi bisa meraup puluhan juta per bulan.
Rupanya, Denny Ariessandi meski sudah menjabat manager di kantornya juga tertarik untuk nyambi menjadi sopir taksi online Grab.

Untuk itu, Denny yang tinggal di Perumahan Maspion, Cluster Beryl Blok B3, Bangah, Gedangan, Sidoarjo ini membeli Dahaitasu Xenia untuk ikut nge-Grab. Tak dinyana, aktivitas barunya ini mengakibatkan alumnus ITATS tersebut mengalami kejadian tragis.

Sebelum hari nahas, Denny yang pernah tinggal di Pondok Maritim Blok L Nomor 45 Surabaya ini sempat memimpin rapat di kantornya pada Rabu (22/3) pukul 23.30.

Denny membahas mengenai pengaturan jadwal di gudang ekspedisi daerah Betro tersebut. “Setelah rapat selesai dia pulang,” ceritakan Adi Kurniawan, anak buah korban di J&T Express di Betro.

Pada Kamis (23/3) pukul 1.45, Adi menelepon Denny ingin melaporkan tentang overload barang. Telepon diangkat Denny dan menjawab singkat. “Sebentar, nanti saya telepon lagi,” jawab Denny singkat ditirukan Adi.

Kemudian pada pukul 02.04 Denny menelepon dan menceritakan bahwa tadi hanya menjawab singkat karena sedang mengantarkan empat penumpang banci.

Denny bercerita bahwa dirinya takut jika mengobrol lama sebab sedang nge-Grab (mengemudikan taksi berbasis online Grab). Dia takut pelanggannya marah nanti akan memukuli, bahkan merampoknya. “Bancinya sangar, serem, mukanya sadis. Takut dipukuli nanti kalau angkat telepon lama-lama,” cerita Denny kepada Adi.

Setelah mengobrol dengan Denny melalui telepon sekitar tiga menit, Adi melaporkan pekerjaan. Ketika akan menutup telepon, Deny bilang akan nge-Grab lagi, soal pekerjaan nanti akan dibahas di kantor saja.

Tapi hingga siang, Denny harusnya masuk pukul 11.00 tidak datang. Bahkan sekitar pukul 9.00, Sandra istri Denny datang ke tempat kerja suaminya. Dia menanyakan keberadaan suaminya karena semalaman tidak pulang.

Teman kerja Denny pun berusaha membantu dengan menanyakan ke teman-teman yang lain, hingga mendatangi rumahnya. Handphone juga coba dihubungi namun tidak aktif.

Hingga pada siang hari mendapat kabar penemuan mayat di Kenjeran melalui media sosial. Melihat ciri-ciri fisik dan pakaian serta jam tangan yang dikenakan korban, rekan-rekan kerjanya meyakini bahwa itu manager mereka.

“Baju, celana, dan jam tangan yang dikenakan sama seperti yang dipakai saat meeting semalam. Pak Denny juga sempat cerita baru beli kobil baru Daihatsu Xenia yang dia gunakan untuk nge-Grab,” tandas Adi.(ris/yaz/no)



Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar