Komplotan Pembobol Toko Gondol Rp 100 Juta Setiap Aksi

SURABAYA-Tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya meringkus komplotan spesialis pembobol toko di sejumlah kawasan di Surabaya. Dari lima orang pelaku yang diamankan, seorang di antaranya masih berusia belia. Ada juga perempuan yang ditangkap lantaran ikut menikmati hasil barang curian itu.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan enam orang pelaku tersebut adalah, M Fatoni, 37, warga Jalan Wringin Kurung Jata I/8, Menganti Gresik yang tidak lain adalah otak komplotan ini. Sedangkan anggotanya adalah Rahmat Hidayat, 20, M Robby,42, MY, 16, dan Choirul Anwar,30, Keempatnya merupakan warga Jalan Kenjeran Gang IV C.


satria n/raya
IBU-IBU DITANGKAP: Suirah (depan) yang ikut nikmati hasil kejahatan anaknya, ditangkap bersama komplotan lainnya.

"Sementara satu tersangka wanita yakni, Suirah,33, ibu dari tersangka MY.Dia kami tangkap lantaran menikmati hasil dari pencurian itu," ungkap AKBP Shinto, Senin (14/3).

Menurut Shinto sebelum menjalankan aksinya, kelima tersangka dibantu empat pelaku lain yang masih dalam pengejaran. Mereka melakukan survei terlebih dahulu untuk menentukan toko mana yang akan dijadikan target. Mereka biasanya berpencar dengan berbocengan mengendarai sepeda motor untuk mencari sasaran. "Target kelompok ini adalah toko-toko yang sudah tutup, mereka beraksi pada sore atau malam hari," lanjut Shinto.  

Setelah mendapatkan sasaran, kelompok ini berkumpul di sekitar Kenjeran untuk merencanakan aksinya. Berbagai peralatan, mulai dari kunci T, linggis hingga mobil pikap. Mobil inilah yang mereka gunakan untuk menganggkut barang-barang hasil curian. Setelah semuanya siap, mereka berangkat. Beberapa anggota naik mobil, lainnya mengendarai sepeda motor.

"Setelah tiba di lokasi, mereka membagi tugas. Pelaku yang mengendarai sepeda motor berjaga di sekitar lokasi. Sedangkan Fatoni dan dua tersangka lain yang masuk ke dalam toko dengan cara merusak kunci gembok menggunakan linggis," terang Shinto.

Mantan kasat Reskrim Polres Tangerang ini mengatakan setelah berhasil merusak gembok rolling door, mereka menguras habis semua barang di toko tersebut. Tak hanya uang dan barang elektronik, mereka juga membawa beras dan kebutuhan pokok lain. "Kemudian mereka mengangkutnya dengan menggunakan mobil pikap," papar Shinto.

Menurutnya, kasus ini terungkap setelah polisi menerima ada laporan kasus pembobolan toko di Jalan Sambikerep Nomor 38. Saat itu, penjaga took, Winarti kaget saat akan membuka toko, kunci toko sudah rusak. Setelah diperiksa sejumlah barang dan uang sekitar Rp 100 juta raib. Kemudian dia bersama pemilik toko melaporkan kasus ini ke Polsek Lakasantri. Setelah menerima laporan itu, anggota dan Tim Anti Bandit langsung menuju ke lokasi untuk melakukan olah TKP.

"Dari hasil olah TKP itu, kami mendapati rekaman CCTV yang terpasang di toko. Dari rekaman CCTV itu, kami akhirnya berhasil mengidentifikasi para pelaku berikut pikap yang digunakan untuk melakukan aksinya," tandas perwira dengan dua melati di pundaknya ini.

Setelah berhasil diidentifikasi, polisi menangkap Khoirul Anam dan Robby. Dari kedua tersangka ini, akhirnya keempat pelaku termasuk Suirah berhasil diringkus. Polisi melumpuhkan kaki Khoirul dan Robby lantaran mencoba melawan dan kabur saat diminta untuk menunjukkan lokasi komplotannya.

"Dari penangkapan keenam tersangka, kami berhasil mengamankankan sejumlah barang bukti yakni dua unit sepeda motor, satu unit mobil pikap, empat buah handphone, kalung, cincin dan liontin emas, dua unit TV LED dan uang Rp 2 juta hasil kejahatan," rinci Shinto.

Saat diperiksa, Fatoni mengaku bersama komplotanya mereka sudah melakukan aksi pembobolan di delapan lokasi. Tujuh lokasi di kawasan Surabaya, satu lagi di sebuah toko di Jalan Driyorejo Gresik. Dari tujuh lokasi di Surabaya, empat lokasi berhasil diidentifikasi, yakni di Jalan  Sambikerep, Jalan Raya Karangan Wiyung, Jalan Mulyosari dan minimarket di Jalan Kapasari. "Delapan lokasi itu kami lakukan dalam kurung waktu enam bulan saja," ungkap Fatoni.

Dia menjelaskan komplotannya tidak sembaranggan saat memilih toko. Sebab targetnya adalah toko yang ramai dan di dalamnya terdapat barang-barang berharga. Menurutnya, hasil pembobolan komplotannya tidak pernah sedikit. Yakni berkisar Rp 50 hingga Rp 100 juta untuk satu toko.

"Biasanya setelah mendapatkan hasil, uangnya saya bagi bersama teman-teman. Namun jika hasil curian masih berupa barang, kami akan menjualnya terlebih dahulu sebelum membaginya," terang Fatoni.

Saat mengetahui anaknya MY terlibat dalam pembobolan toko, Suirah sempat menasihatinya. Dia melarang MY melakukan pencurian, namun MY bandel. Suirah terseret kasus anaknya karena dia menerima uang hasil kejahatan yang diperoleh MY. Setelah rutin mendapatkan uang dari MY, Suirah mulai menerima pekerjaan anaknya itu. "Setiap dikasih uang, saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan membeli emas, mulai kalung, cincin dan liontin," ungkapnya.(yua/no)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar