Outbond, 6 Santri Tewas Tenggalam di Kolam Bekas Tambang Kapur di Gresik

SURABAYA-Tragis, enam santri Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaus Sholihin yang juga siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik tenggelam dan tewas. Mereka celaka saat mengikuti kegiatan outbond bersama 300 santri lainnya di kolam bekas galian C (tambang batu kapur) di desa setempat, Kamis (18/5) pukul 09.30.

Pemicunya, merek bergurau dan saling dorong hingga 10 santri tercebur ke galian di tanah kapur sedalam 2 meter itu. Celakanya lagi, mereka diduga tidak bisa berenang. Namun, empat santri berhasil lolos dari maut karena ditolong oleh para guru.

yudhi/raya
TKP : Polisi menunjukkan lokasi kolam bekas galian C (tambang batu kapur) di Desa Suci, Manyar, Gresik yang menewaskan enam santri Ponpes Mambaus Sholihin.


Enam korban yang tewas adalah Sholahudin Achmad, warga Jalan Gebang Putih, Kec Sukolilo, Surabaya; M Royi Amanullah Rusydi, warga Jalan Jemur Wonosari Gang Lebar, Kec Wonocolo, Surabaya; Abdul Rohman Nafis, warga Jalan Tambak Asri Tanjung, Kec Krembangan, Surabaya; Ahmad Syafi’i, warga Jalan Industri Moroplang, Kec Babat, Lamongan; Yosar Muhammad Ardyansyah Putra, warga Jalan Raya Pancawarna II Desa Petiken, Kec Driyorejo, Gresik; Saifudin Zuhri Subagiyo, warga Nganjuk, Kec Cepu, Blora, Jateng.

yudhi/raya
USAI VISUM: Jenazah korban di RSUD Ibnu Sina, Gresik

Sebelum kejadian, para siswa dan guru membentuk tiga kelompok di tiga pos outbond. Pada kelompok ketiga yang berjumlah 34 siswa digiring ke pos III oleh dua pemandu. Selain pemandu, ada empat orang guru yang mendampingi.

Salah satu siswa, Hamdan menyebutkan, peserta outbond berangkat dari sekolah sekitar pukul 07.00. Mereka diajak melewati beberapa rintangan yang telah disiapkan. “Ada yang guyon dan beberapa teman terdorong masuk ke air (kolam bekas galian C sedalam 2 meter, Red),” ujarnya.

Tiba-tiba semuanya kelihatan panik dan bingung hingga terjadi saling tarik menarik. Kondisi medan memang sedikit miring dan licin karena terkena resapan air. Akibatnya, 10 siswa tercebur ke dalam kolam sedalam 2 meter itu. “Guru yang mengetahui hal itu menolong para siswa. Pemandu kemungkinan takut, hanya diam saja. Empat siswa berhasil diselamatkan,” ujar Sutikno, salah satu warga sekitar.

Empat santri berhasil ditolong oleh empat guru yang datang ke lokasi. Tak lama kemudian, satu santri bernama Royi Amanullah Rusydi diangkat dari kolam bekas galian.“Kondisinya lemas dan langsung dilarikan ke Klinik di Perum GKB Manyar. Kabar terakhir, dia meninggal dunia,” ujarnya.

Sekitar pukul 10.17, korban Syaifudin Zuhri diangkat dari kolam yang airnya berwarna hijau itu. Kaki korban memar dan hidungnya mengeluarkan busa. Pukul 10.28, giliran korban Sholahudin yang dievakuasi. Berselang beberapa menit, berturut-turut, korban Syafi’i, Yosar dan Abdul Rohman Nafis bisa diangkat. “Lima korban dibawa ke RSUD Ibnu Sina,” kata Hamdan.

Kanit Reskrim Polsek Manyar Iptu Yoyok Mardi menyatakan, setelah menyelamatkan empat siswa, guru menyelamatkan yang lain. Sayangnya, enam siswa sudah dalam keadaan lemas dan meninggal dunia. “Korban dievakuasi sendiri, sebagian ke klinik dan lainnya ke RSUD Ibnu Sina,” ujar Hamdan.

Setelah dievakuasi, kabar meninggalnya para siswa ini langsung menyebar. Polisi yang mendengar informasi itu langsung meluncur ke lokasi dan melakukan olah TKP dan memasang garis polisi. Sedangkan tim identifikasi dari Polres Gresik langsung mengidentifikasi korban di RSUD Ibnu Sina. “Sudah kami amankan lokasinya. Setelah ini, kami akan memeriksa para guru dan saksi mata,” ujar Yoyok.(bro/no)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar