Awas, Abon Sapi Dicampur dengan Daging Ayam

SURABAYA-Satgas Pangan Satreskrim Polrestabes Surabaya menggerebek home industry pembuatan abon sapi di Jalan Sopoyono nomor 6. Lantaran, mengoplos abon sapi dengan daging ayam. Praktik curang ini sudah berlangsung bertahun-tahun.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga menjelaskan penggerebekan ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan keluhan dari warga soal bau menyengat dari limbah pembuatan abon sapi ini. Setelah mendapatkan informasi itu, pihaknya melakukan penyelidikan hingga akhirnya mendapati banyak bulu ayam di lokasi pembuangan ini.

"Kami pun curiga, sebab home industry ini membuat abon sapi, tapi fakta di lapangan kami mendapati banyak bulu ayam," ungkap AKBP Shinto, Selasa (16/5).

satria n/raya
TERGIUR UNTUNG BESAR: AKBP Shinto Silitonga mengecek proses pembuatan abon sapi yang dioplos dengan daging ayam.


Shinto menjelaskan kecurigaan ini membuat pihaknya melakukan pendalaman. Polisi akhirnya menemukan fakta jika home industry ini membuat abon sapi mengoplos dengan daging ayam. Setelah itu, polisi langsung melakukan penggerebekan.

"Saat kami gerebek, kami mendapati 12 karyawan yang sibuk mengemas abon yang diopolos daging ayam ini," jelasnya.

Shinto mengatakan, pemilik home industry Budi Kurniawan, 34, warga Citraland ini dengan ini mengopolos abon sapi dengan daging ayam dengan perbandingan 40 : 60 persen. Artinya, 40 persen daging sapi dicampur dengan 60 persen daging ayam. Kemudian kedua daging ini diolah menjadi abon dan dioplos. Namun abon ini dijual dengan harga abon sapi.

"Abon ini dijual dengan harga Rp 4 ribu per bungkus, namun penjualannya bukan per biji melainkan per dus. Setiap dusnya berisi 100 bungkus abon," terangnya.

Dia menambahkan, hampir setiap hari home industry ini bisa memproduksi 7.500 bungkus. Hanya saja, abon tersebut diberikan merek yang berbeda. Mulai dari merek kelinci, gudang sapi,sriti, kepala sapi hingga merek kupu-kupu. Setelah itu abon oplosan ini di sebar ke seluruh wilayah di Jatim hingga ke NTT.

"Karena sudah cukup lama, abon yang diproduksi di home industry ini sudah dikenal di kalangan masyarakat," kata Shinto.
Pimpinan Tim Anti Bandit ini juga mengatakan, selain mengoplos abon sapi dengan daging ayam, polisi juga menemukan kecurangan lain yakni dari segi berat abon yang dijual.

Sebab di dalam bungkusnya, tertera jika berat abon itu adalah 100 gram untuk setiap bungkusnya. Namun saat ditimbang, beratnya hanya 85 gram saja. Parahnya tindakan ini memang sengaja dilakukan oleh pemilik home industry.

"Dengan adanya dua kecuragan yang dilakukan, maka dapat dipastikan keuntungan yang diperoleh mencapai puluhan juta setiap bulannya," terang Shinto.

Menurut salah satu karyawan, Sudarmintun,45, dalam seminggu mereka hanya bekerja selama tiga setengah hari saja. Yakni hari senin setengah hari serta Selasa hingga Kamis saja.

Pada hari senin, karyawan ini hanya membeli bahan mentah dan mengolahnya menjadi abon. Setelah jadi, mereka tidak langsung mengemaskan melainkan menunggu kering.

"Nah tiga hari selanjutnya kami baru mengemasnya, kemudian dikirim ke sejumlah wilayah," ungkap pekerja yang sudah bertahun-tahun bekerja rumah tersebut. (yua/no)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar