Dua Pencopet Super Nekat, Gasak Handphone Bonek

SURABAYA-Dua pencopet memanfaatkan pesta penyambutan Tim Persebaya untuk beraksi. Mereka mencopet handphone (HP) milik suporter Persebaya yang berjuluk Bondo Nekat (Bonek) yang datang di Frontage Road Jalan A Yani sisi Barat depan Graha Pena, Rabu (29/11) lalu.

Kedua orang yang super nekat itu adalah M Soleh,39, asal Bangkalan dan Marjuki,44, warga Jalan Semut Baru, Surabaya. Akibatnya, kedua tersangka ini sempat menjadi bulan-bulanan massa.

suryanto/raya 
TAK SEKOMPLOTAN: : Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Kompol Lily Djafar menginterogasi tersangka M Soleh dan Marjuki.


Kasubag Humas Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi (Kompol) Lily Djafar menjelaskan meski bukan satu komplotan, namun dua tersangka ditangkap pada hari yang sama yakni Rabu (29/11). Tepatnya saat pesta penyambutan Tim Persebaya yang menjadi juara Liga 2 dan lolos ke kompetisi Liga 1. Lokasi penangkapan mereka berbeda, Soleh ditangkap saat beraksi di Jalan Dukuh Menanggal. Sedangkan Marjuki ditangkap di Jalan Ahmad Yani. “Kedua tersangka ini sama-sama melakukan aksinya di tengah-tengah kerumunan Bonek ,” ungkap Kompol Lily, Senin (4/12).

Lily mengatakan dalam menjalankan aksinya, kedua tersangka ini hanya bermodalkan kaos warna hijau.  Warna yang identik dengan warna kaos Bonek. Setelah itu, mereka menyelinap di antara suporter untuk mencari sasaran. Targetnya adalah HP milik Bonek yang diletakkan di jaket atau saku belakang. “Kemudian dengan pelan ia menarik HP tersebut, kondisi yang berdesak-desakan membuat tersangka mudah mengelabuhi korban,” ungkapnya.

Meski demikian nasib keduanya apes. Sebab saat menarik HP dari saku korban, aksinya dipergoki oleh suporter Bonek lain. Tak menunggu lama, keduanya pun menjadi bulan-bulanan Bonek. Meski babak belur, namun mereka berhasil dievakuasi polisi.

“Kami berhasil meredam amarah Bonek dan membawa tersangka ke mapolrestabes untuk diproses lebih lanjut,” lanjut mantan Kasubag Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak ini.
Saat diperiksa penyidik, Marjuki mengaku baru melakukan aksinya sekali. Hal itu, ia lakukan karena terpaksa lantaran tak punya uang untuk membayar biaya sekolah anaknya. Apalagi penghasilannya sebagai kuli bangunan juga tak pasti. “Penghasilan tak cukup untuk makan sehari-hari,” ungkap Marjuki.

Menurut bapak dua anak ini, kerumunan Bonek yang saat itu menggelar pesta penyambutan Persebaya dianggap sebagai momen yang tepat untuk menjalankan aksinya. “Banyak yang berdesakan, sehingga korban tak terasa jika saya merogoh saku celananya,” ujarnya.(yua/no)


Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar