9 Mahaguru Dimas Kanjeng Ternyata Pengemis dan Pedagang Asongan

* Dibayar Rp 1-15 Juta Dampingi Istighotsah

SURABAYA-Penipuan  penggandaan uang yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, 47, semakin terkuak. Ini diketahui setelah Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim mengamankan delapan orang mahaguru palsu komplotan pemilik padepokan di Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Probolinggo. Delapan mahaguru abal-abal ini ditangkap di rumahnya masing-masing di wilayah Tomang, Jakarta Barat, Sabtu malam (5/11). Sedangkan seorang mahaguru lagi sudah meninggal dunia.

Penangkapan ini dilakukan setelah polisi mendapat informasi dari kesaksian tersangka SP Maranata alias Vijay yang mengaku sebagai direktur operasional PT Emas Batangan abal-abal di Jakarta. Warga keturunan India ini mengaku diperintah oleh Dimas Kanjeng untuk mencari orang untuk dijadikan sebagai mahaguru palsu untuk mendukung praktik penipuan bermodus penggandaan uang yang dilakukannya.

Foto-foto; doni/raya
DIAGUNG-AGUNGKAN: Sembilan mahaguru Dimas Kanjeng yang terpampang di pamflet

Kabid Humas Polda Jatim Kombespol RP Argo Yuwono menjelaskan pihaknya telah menangkap delapan mahaguru palsu itu masing-masing atas nama Ratim alias Abah Abdurohman, Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung, Murjang alias Abah Nogososro, dan Marno alias Abah Kholil. Selain itu, Asep alias Abah Kalijogo, Sadeli alias Etong, Sutarno alias Abah Sutarno dan Karwawi alias Mahaguru. Sedangkan satu orang mahaguru palsu lainnya sudah meninggal dunia.
"Kedelapan orang ini ditengarai ikut terlibat dalam kasus penipuan bermodus penggandaan uang dengan tersangka utama Taat Pribadi,” kata Argo Yuwono di Mapolda Jatim, Minggu (6/11).

  KETOK ASLINE: Inilah wajah asli delapan mahaguru jika tidak berkopyah haji dan bersurban.



Argo mengungkapkan latar belakang dari delapan mahaguru alias penasihat spiritual Dimas Kanjeng itu. Mahaguru yang diagung-agungkan oleh Taat Pribadi bahkan fotonya dengan jubah hitam dan surban putih dipampang dalam pamflet-pamflet foto bersama dengan Dimas Kanjeng yang dibagikan ke para santri itu ternyata hanyalah seorang pengemis dan pedagang topi atau pedagang asongan di daerah Tomang, Jakarta. Mereka direkrut oleh tersangka Vijay untuk dijadikan mahaguru supaya para pengikut padepokan Dimas Kanjeng percaya dengan kemampuan yang dimiliki Taat Pribadi, pria beristri lima ini.

"Jadi para mahaguru ini yang didatangkan ke pertemuan para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng di Hotel Merlynn Park, Jakarta. Mereka ini sebelumnya telah di-setting oleh tersangka Vijay. Masing-masing orang mendapat imbalan antara Rp 1 juta sampai Rp 15 juta," ungkapnya.




Dari hasil pemeriksaan sementara, kedelapan mahaguru palsu itu masing-masing Ratim alias Abah Abdurrohman telah dihadirkan dalam istighotsah sebanyak sembilan kali, Abdul Karim alias Abah Sulaiman Agung sebanyak lima belas kali, dan Murjang alias Abah Nagasosro empat kali.

Sedangkan Marno alias Abah Kholil sebanyak sembilan kali, Acep alias Abah Kalijogo tiga kali, Sadeli alias Entong dua kali, dan Sutarno alias abah Sutarno sebanyak tujuh kali.

Argo menambahkan peran dari mahaguru ini adalah mengaku sebagai guru dari Taat untuk meyakinkan para korban tentang kemampuan spiritualnya. Mahaguru ini juga kerap kali duduk bersanding di kursi yang disiapkan di panggung bersama Taat Pribadi setiap ada pertemuan atau istighotsah. "Peran Vijay ini bertugas sebagai ketua pelaksana event organizer (EO) untuk pertemuan para pengikut Padepokan Dimas Kanjeng yang dipusatkan di Jakarta. Vijay mendapat bayaran dari Taat yang ditransfer oleh sultan agung Suryono kurang lebih Rp 2 miliar," beber perwira asal Kota Gudeg ini.

Untuk memuluskan aksi penipuannya itu, Taat menyuruh tersangka Vijay menyewa 155 kamar di Hotel Merlynn Park, Jakarta, pada 14-19 Maret 2016 lalu. Kamar itu dipakai untuk menggelar pertemuan dengan para pengikutnya.

Sebelumnya, Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Taufik Herdiansyah mengeler tersangka Vijay ke Jakarta, Sabtu pagi (5/11). Polisi menyuruh Vijay untuk menunjukkan keberadaan dan tempat tinggal sembilan mahaguru ini. Setelah ditangkap satu per satu, mereka segera diterbangkan ke Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan.

Setiba di Bandara Juanda, delapan orang itu dijemput dengan menggunakan lima mobil dan dibawa menuju ke gedung Ditreskrimum Polda Jatim untuk dilakukan pemeriksaan. “Sampai sekarang (tadi malam, Red), delapan orang ini masih dilakukan pemeriksaan intensif terkait keterlibatannya dalam kasus penipuan Dimas Kanjeng," kata Argo.

Saat disinggung apakah delapan orang ini akan ditetapkan menjadi tersangka, Argo mengaku belum dapat memastikan. Sebab, penetapan tersangka merupakan wewenang dari tim penyidik. "Kita tunggu saja hasil pemeriksaan. Nanti kalau sudah ditetapkan menjadi tersangka, pasti akan kami share ke media," ujarnya. (don/no)
Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar