Bikin Miras Oplosan dan Palsukan Pita Cukai

SURABAYA-Home industry minuman keras (miras) palsu di Jalan Medayu Utara, Medokan Ayu, digerebek Satreskrim Polrestabes Surabaya. Pemilik usaha tersebut, Efendi,32, barang bukti galon berisikan alkohol, ratusan botol, dan pita cukai palsu berhasil diamankan.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga menjelaskan pengungkapan kasus tersebut bermula saat pihaknya memperoleh informasi adanya peredaran miras palsu di Surabaya. Setelah menerima informasi tersebut, pihaknya melakukan penyelidikan hingga berhasil mengidentifikasi asal miras itu.

satria/raya
   DIOPLOS: Tersangka Efendi (kaus biru) mengoplos alkohol dan air mineral. 


"Kami terus melakukan pengintaian terkait usaha rumahan pembuatan miras palsu ini. Setelah pastikan lokasinya, kami melakukan penggerebekan dan mengamankan pemilik sekaligus peracik miras palsu ini," ungkap AKBP Shinto, Rabu (9/11).

Shinto menambahkan dalam menjalankan aksinya Efendi ini bekerja sendiri. Sebelum meracik miras palsu, dia terlebih dahulu membeli bahan-bahan yang dibutuhkan. Seperti segentong alkohol, botol minuman bekas dan air mineral. Untuk pembelian alkohol dalam jumlah besar, Efendi membelinya dari seorang teman yang berada di Kediri.

Biasanya setelah memesan, penjual alkohol tersebut akan mengantarkannya ke Surabaya. "Sementara untuk bahan lain, seperti botol bekas, dia membelinya dari Pasar Gemblongan," lanjut Shinto.


                                                                                                          satria/raya
                         MEMALSU: Efendi memasang pita cukai palsu di miras asli.

Dia juga menjelaskan setelah bahan baku tersedia. Efendi mulai bekerja. Pertama pria bertubuh tambun ini memasukkan alkohol dan air mineral ke dalam ember besar. Perbandingannya 1:4 atau 1:6. Artinya untuk satu galon alkohol perbandingannya 4-6 galon air isi ulang. Setelah alkohol dan air ditempatkan pada satu wadah, Efendi lalu mengoplosnya dengan menggunakan mesin aerator. Begitu kedua bahan tercampur, Efendi memasukkan ke dalam botol-botol kaca bekas miras yang sudah dibersihkan.

"Setelah miras palsu dimasukkan ke dalam botol, tersangka memberi label seolah miras tersebut asli. Tidak lupa dia juga memberikan merek. Terdapat dua merek miras palsu yang diproduksi oleh tersangka yakni MC. Donald dan Tomi Stanley," jelas perwira dengan dua melati di pundaknya ini.

Shinto mengatakan setelah proses labeling selesai, miras palsu tersebut dipacking ke dalam kardus dan siap diantarkan ke berbagai tempat.  Efendi biasanya mengedarkan miras palsu tersebut ke wilayah Grati, Tretes, Pandaan, Pasuruan dan di dalam kota. Satu kardus berisi lima botol  dijual dengan harga Rp 235 ribu. Dengan usaha ini, Efendi memperoleh keuntungan Rp 10 juta per bulan.

Tidak hanya memproduksi miras palsu, menurut mantan kasat Reskrim Polres Tangerang ini, Efendi juga memalsukan pita cukai miras bermerek. Modusnya, dia membeli puluhan botol miras jenis Mansion House yang masih tersegel seharga Rp 600 ribu. Kemudian bapak satu anak memesan pita cukai palsu dari temannya di Jakarta seharga Rp 15 ribu per biji. Selanjutnya pita cukai itu ditempelkan ke botol miras yang baru saja dia beli.

"Dengan ditempelkan pita cukai palsu ini, harga miras tersebut meningkat seratus persen. Sebab  dari harga Rp 600, tersangka bisa menjual kembali miras yang sudah ditempeli pita cukai dengan harga Rp 1,2 juta," lanjut alumnus Akpol tahun 1999 ini.

Saat diperiksa, Efendi mengaku sudah menjalankan bisnisnya ini sejak satu tahun lalu. Berawal dari hobinya menenggak miras, dia lantas belajar bagaimana mengoplos miras palsu itu. Meski demikian, dia mengaku mengawali bisnis ini sangat tidak mudah. Sebab beberapakali dia gagal menentukan komposisi antara alkohol dan air mineral itu. "Setelah mencoba beberepa kali, akhirnya saya menemukan komposisi yang tepat,"  jelasnya.

Dia menjelaskan sepintas memang tidak ada bedanya antara miras buatannya dan miras yang asli. Sebab mulai dari label dan segelnya semuanya sama. Namun bagi yang biasa menenggak miras, maka mereka akan tahu perbedaannya.
"Terlihat dari rasanya sebenarnya, meski sama-sama memabukkan namun rasanya beda dengan miras buatan pabrik," terangnya.(yua/no)

Share on Google Plus

About Arek Lumajang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 komentar:

Posting Komentar