yua/raya
GERMO: Agus Andreawan (tengah) digiring polisi di Mapolrestabes Surabaya.Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan kasus prostitusi online ini berawal saat Agus dikenalkan oleh seorang teman kepada salah satu korban, yakni ST,32, warga Jalan Dukuh Kupang Surabaya. Keduanyapun akhirnya bertukar nomor handphone (HP).
Setelah itu, ST sering menghubungi Agus dan meminta untuk dicarikan pekerjaan. "Setelah itu, korban dan tersangka bertemu. Kemudian tersangka menawarkan pekerjaan yakni menjadi PSK. Karena butuh uang, korban pun akhirnya menerima tawaran itu," ungkap AKBP Shinto, Jumat (18/11).
Shinto menambahkan setelah korban setuju, Agus lantas meminta ST untuk mengirimkan foto-foto seksinya untuk diupload di FB. Jika ada pelanggan yang berminat, proses transaksi dilakukan melalui inbox ke nomor pribadi Agus.
"Bisnis ini cukup menguntungkan bagi tersangka, sebab dalam sebulan terakhir, tersangka ini berhasil menjajakan korban sebanyak 40 kali," lanjut Shinto.
Perwira dengan dua melati di pundaknya ini mengatakan setelah pelanggan deal, dia lantas memberikan nomor ST kepada pelangganya itu. Selanjutnya, antara ST dan pelanggannya janjian untuk bertemu. Tempatnyan beragam, mulai dari hotel hingga tempat kos korban. Setelah usai melayani pelanggan, ST lantas memberikan setoran kepada Agus.
"Jumlahnya antara Rp 100 hingga Rp 200 ribu. Uang tersebut ditransfer ke rekening tersangka setelah korban melakukan pekerjaannya," tegasnya.
Tidak hanya ST, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan penyidik, Agus juga memiliki dua anak buah lain yakni CN dan AN. Menurut alumnus Akpol tahun 1999 ini, Agus juga menjajakn keduanya melalui FB dengan tarif yang bervariasi.
Saat diperiksa, Agus mengaku memang baru sebulan menjalankan bisnis esek-esek itu. Soal menjajakan ST, Agus berdalih terdorong oleh rasa kasihan dan iba kepadanya. Sebab berdasarkan pengakuan ibu dua anak itu, dia butuh uang untuk membayar utang ayah dan suaminya yang menceraikannya. Karena kasihan itulah, akhirnya dia mengajak ST untuk bergabung di bisnis prostitusi onlinenya.
"Saya hanya kasian, saya tidak bisa membantu banyak, kecuali hanya memberikan pekerjaan ini. Itu pun dia sendiri yang minta, saya tidak pernah memaksa," ungkapnya.
Sarjana ekonomi lulusan salah satu universitas swasta di Surabaya ini mengaku tidak pernah menargetnya untuk memberi uang setoran. Dia hanya meminta seikhlasnya saja. Sebab Agus mengetahui jika ST sedang dililit masalah ekonomi.
"Namun untuk dua korban yang lain, memang saya menarget setoran. Sebab mereka sudah menjalani pekerjaan ini sebagai hobi. Hidup mereka serba cukup," jelasnya.(yua/no)
0 komentar:
Posting Komentar